Nomor 26 Staniah Yang Sunyi
Disclaimer:
Rangkaian tulisan ini adalah usaha saya dalam rangka menebus janji membuat 100 tulisan surat cinta...
Staniah adalah salah satu sahabat saya sejak masih duduk di
bangku SMP hingga menginjak fakultas biru muda. Tak banyak yang mengetahui
bahwa sejatinya Staniah terus bersahabat dengan kesunyian..
I wish I can truly be your bestfriend, Stan…
Selalu sulit membuka persahabatan dengan seseorang, tetapi
seingat saya Staniah adalah sosok yang ramah dan murah senyum sekali sehingga
persahabatan pun mengalir begitu saja dari Allah dihadiahkan kepada kami
I wish I can feel what exactly you feel, Stan…
Tahun-tahun kebersamaan hanya membawa memori tapi ternyata
jauh dari ketulusan. Staniah menghilang beberapa tahun terakhir ini…
I don’t know what’s going on with you, Stan.. But it must be
a really immense burdens in your heart and you always carry it without complaining.. Not even to us...
Staniah selalu sunyi meski di tengah keramaian. Tanggung
jawab yang diberikan kepadanya selalu dia kerjakan dengan sepenuh hati. Tak
pernah setengah-setengah dia terus menyayangi sekeliling tanpa sadar dia tak
pernah mengatakan apa yang benar-benar dia rasakan atau dia inginkan
Stan, if you read this, I just wanna meet you… and see your
angelic face, the face who always says that words “De, jangan begini jangan
begitu, kamu harus jaga izzah, De, kamu harus memperhatikan adab. De, aku
khawatir, ini benar-benar yang kamu inginkan kah?”
Sosok Staniah yang berwajah putih bersih dengan kerudung
lebarnya. Ya, itu benar-benar menggambarkan kelebatan peristiwa di otakku.
Staniah yang mengejar mimpi fakultas biru muda diam-diam
sunyi-sunyi lewat doa-doa tetapi memang kamu paling tertulus itulah mengapa
Allah mengirimkan beragam pertolongan-Nya yang sungguh ajaib..
I really really screwed up our friendship but can’t we meet
one more time again, Stan? Sipping our hot tea in our fave masjid UI’s corners
maybe?
Staniah yang pendamai dan mendamaikan. Si bungsu yang
menyimpan rapih seluruh kekanak-kanakan yang dia miliki hanya untuk keluarga
dan sahabat terdekat.
Stan, kamu harus tau betapa aku bersyukur bisa bertemu kamu
nyaris di separuh usiaku :’)
You are a very very very very very very very very great muslimah.
Aku selalu ingat hal-hal yang kamu jaga bahkan keterlaluan
ketatnya demi berkualitasnya pribadimu sebagai seorang muslimah. Aku ingat
dirimu yang tegas bijaksana di hadapan lawan jenis hingga tak seorang pun dari
mereka tega membayangkan menjadi sosok yang dekat. Bahkan beberapa sempat
menaruh kesal atas ketegasanmu.
You’re such a natural leaders at it best, Stan
Meskipun menjadi bungsu dari sekian bersaudara,
kepemimpinanmu sangat personal sekali. Kamu menyentuh satu per satu orang..
Tetapi sedihnya kamu sama sekali tak mau terbuka kepada kami
:’(
Stan, sebagai penutup, let me say this :
Staniah yang berteman dengan sunyi, setujukah kamu membuka
dirimu kepada kami, yang menanti di sini sebagai sahabat?
:’)
I'm so sorry for what I've done and what I've didn't. I love you and I owe you so much, Stan
Belum ada tanggapan untuk "Nomor 26 Staniah Yang Sunyi"
Posting Komentar