Berteman Yuk Dengan Pasangan Kita


Berteman Yuk Dengan Pasangan Kita

Apa yang menyebabkan langgengnya cinta? Bisa jadi kombinasi dari banyak faktor. Tapi di antara faktor-faktor ini ada unsur pertemanan di dalamnya.

Untuk menjadi pasangan yang awet dan langgeng, kita harus bisa menjadi teman bagi pasangan kita. Teman untuk mendengarkan. Teman untuk berbagi. Teman untuk tertawa. Teman untuk merayakan keberhasilan. Teman yang tidak merepotkan. Teman yang tidak harus mengabari setiap jam.

Ah,

Rasa-rasanya saya dan Jati mencapai fase baru dalam pernikahan kami. Setelah memiliki 2 anak kami sadar betul ada banyak adaptasi harus dilakukan. Tetapi kalau semua dilihat dari kacamata suami dan istri maka bisa-bisa rumah tangga jatuh pada lingkaran rutinitas semata.

Saya dan Jati kini rasa-rasanya saling menatap sebagai teman, teman hidup, eaaa. Teman di sini definisinya sosok yang cukup berjarak, ga posesif kaya kekasih, ga mengikat seperti pacaran, ga krik-krik kaya pasangan yang udah lama menikah.

Teman berarti kami siap bergandengan tangan meski itu di rumah ga kemana-mana

Teman berarti kami siap tidak saling menuntut tapi saling mengangkat beban

Teman berarti kami siap menyimak meski obrolan sudah diulang ratusan kali

Teman berarti kami memberikan lebih dahulu ekspresi perasaan cinta sebelum menuntut

Ah,

Sepertinya ini fase baru bagi pasangan yang memiliki anak lebih dari 1. Kami ga lagi sibuk menuntut tapi bahu membahu.

Saya juga mau lebih proaktif. Saya kemarin memuji Jati bahwa dia keliatan ganteng. Respons nya cukup mengejutkan sih, Jati tersipu-sipu. Malu tapi seneng gitu. Hahaha. Jangan-jangan selama ini bapak-bapak ini pingin digombali juga tapi ga pernah minta. πŸ’“

Pernikahan dengan 2 anak juga berarti lompatan adegan ke adegan lain itu cepet banget apalagi di pagi hari. Fyuh. Rasanya kalau diturutin terus ga ada waktu buat bercengkrama.

Baiklah, kalau bercengkrama ga bisa gimana kalau kontak fisik? Ehem. Suami istri dengan anak lebih dari 1 itu bahkan kadang-kadang kontak fisik aja ga sempet lho. He he he he.

Kini saya lebih proaktif, pegang-pegang Jati duluan gitu (aduh maap bahas ginian haha) pegang tangan  sih. Ga jelas bgt yak. Wkwk. Pegang pipinya. Mijetin kakinya tanpa diminta. Pegang-pegang bahunya. Pegang-pegang rambutnya.πŸ’“πŸ’“πŸ’“

Ya ampun!

Ternyata cinta tumbuh dari kontak fisik! Pantesan yak pacaran dilarang ya isinya kontak fisik semua huh huh.

Suami istri mah pegang-pegang segala rupa juga berpahala. Cuma beneran asli deh suer, kalau udah punya anak, jangankan bercengkrama, kontak fisik aja sulittt. Satu megang si sulung satu megang si bungsu.

Mostly sekarang gitu di rumah. Saya megang Senapati, Jati megang Ksatria. Yaudah curi-curi kesempatan aja deh kalau berpapasan pegang-pegang apa gitu, pipi, rambut, tangan, wkwkwkwk (buat yang mau muntah silahkan ya, hoek)πŸ˜‚

Btw Rasulullah itu sama istrinya super duper kontak fisik lho. Tau kan riwayat mandi satu bejana, uhuk. Juga menempelkan pipinya ke pipi Aisyah.

Ah,

Tampaknya semua suami-istri harus benar-benar menganggap serius perihal kontak fisik dan bercengkrama. Jangan biarkan rutinitas menggulung rumah tangga. Perlahan tapi pasti rumah tangga karam tanpa disadari. Naudzubillah

Saya dan Jati pun ga sempurna. We are both imperfect. Tapi saya selalu bilang sama diri sendiri bahwa saya ingin menjadikan Jati BAHAGIA memilih saya sebagai istrinya.

I just want to treasure him as my ultimate treasure in life 😎😎😎😎

Selamat berteman yaa dengan pasangan. Selamat merawat pernikahan karena ibadah paling lama adalah pernikahan.

Semoga Allah memasukkan kita dan pasangan kita ke dalam golongan orang-orang beriman ya. 

Aamiin Allahumma AamiinπŸ’“


Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Berteman Yuk Dengan Pasangan Kita"

nissa mengatakan...

Aamiin.. Aku suka Sama tulisan ini dey, moga selalu langgeng. Btw aku ketawa-tawa sih bacanya heheh

Comment