Tentu sahajaaa blog ini takkan seru tanpa
bahasa apa adanya seorang Dea, cuma di postingan sebelumnya dan nanti di
selanjutnya juga akan ada postingan-postingan dengan bahasa resmi yess.
Maksudnya sih buat tugas belajar klub menulis Ibu Profesional Depok.
Yaaa tapi kadang-kadang ku terlalu comfort zone
sekali kak menganggap blog ini cathar alias catatan harian yang informal. Wkwk.
Jadiii, marilah kita bahas yukss. Apa sajakah
ituuu pro dan kontra hidup serumah dengan orang tua.
Pros:
Kebersamaan bersama orang tua bisa menjadi
penyemangat buat kita-kita yang baru banget alias newbie jadi orang tua. Oiya,
apalagi kalau punya kendala kesehatan misalnya di ibu atau di bayi, tinggal
bersama orang tua sangat-sangat membantu. Bayi bisa ada yang menjaga saat ibu
pemulihan atau sebaliknya.
Tinggal bersama orang tua juga memberikan
bantuan untuk mengasuh bayi meskipun salah satu bekerja (kita atau orang tua).
Masing-masing akan memberikan pendidikan pengasuhan kepada anak kita. Dan itu
memperkaya ragam jiwa anak sih sebetulnya.
Yang paling penting, tinggal bersama orang tua
tentu secara finansial membuat kita berbagi beban hidup bulanan seperti
listrik, air, makan, galon, pulsa internet. Hal ini bisa membuka pos tabungan
atau dana darurat.
Idealnya sih begicu yaa, hehehe.
Cons :
Nah, nah, nah, sesungguhnya oooh sesungguhnya.
Tinggal bersama orang tua itu banyak jebakan betmennya juga sih. Pertama, kita
harus siap punya konflik pola asuh kepada anak kita. Wah, ini kalau sekali dua
kali masih sabar tapi kalau udah berkali-kali bisa senewen juga sis, huhu.
Kedua, tinggal serumah bersama orang tua bisa
membuat peran kita sebagai keluarga menjadi tidak kentara di masyarakat. Kita
sebagai pasangan bisa ga berdiri as a littlest unit in society karena masih
dikenal sebagai anaknya bapak-ibu kita di lingkungan tesebut.
Ketiga, hidup serumah dengan orang tua bisa
mengurangi waktu keintiman antara suami dengan istri. Kalau hal ini ga
disiasati bisa mengganggu komunikasi antara suami dengan istri jadinya…
Keempat, adanya pembagian tugas yang kurang
jelas. Ini tentang tugas-tugas domestik dan turunannya. Orang tua kita biasanya
memiliki peraturan yang sedikit berbeda dengan kita dalam hal pengaturan urusan
rumah tangga.
Hal-hal di atas kalau tidak dikelola bisa
menjadi bom waktu yang meledak sewaktu-waktu. Duh, lebay deh Dey. Wkwk.
Ngga juga sih.. Karena saya lagi merasakannya..
Heuheu. Hidup serumah bersama ibu saya ga mulus-mulus amat. Bumpy roads lah
istilah kasarnya mah.
Beneran bibit konflik dimana-mana.
Saya mencoba memahami posisi ibu saya :
Beliau bekerja sebagai PNS, sehari-hari sudah
lelah sampai ke rumah. Pasti inginnya rumah rapi, bersih, kinclong, kaya di
majalah-majalah mode rumah, wkwk. Apa daya cucunya super duper aktif pabalatak
alias ngeberantakin barang-barang.
Saya paham sih Ksatria lagi masa eksplorasi.
Dia penuh ide-ide brilian.Misalnya aja menghadang kucing dengan membuat jebakan
dari kayu, galon dan barang-barang lain. Wah, tentu saja ini membuat ibu saya
berbusa menceramahi Ksatria dan saya..
Hufffttt~
Pada akhirnya saya berdoa banyak-banyak..
Semoga saya termasuk golongan anak-anak yang membahagiakan ibu bapaknya.
Kadang-kadang ngeri juga cyiin kalau udah
saling merasa benar semua, yah udah deh, emosi serumah pada meledak. Huhuhu…
Terus agar meredam emosi, saya juga suka
mengingat-ingat latar belakang ibu saya… Itu untuk menumbuhkan simpati suka
manjur sih.
Saya jadi paham mengapa beliau begini dan
begitu.
Ah,
Lagi-lagi kudu banyak tarik nafas panjang,
tarik nafas dalam-dalam…Supaya semua ini bermuara ke satu hal saja : Allah.
Semoga Allah kuatkan kita-kita yang seatap
dengan orang tua. Yakinlah bahwa kita yang terpilih di antara semua saudara
kandung untuk membersamai orang tua.. Dan itu sebuah rencana Allah yang
terindah~
Semangat, everybodyyy~😎😎😎😎😎😎
Belum ada tanggapan untuk "Pros And Cons Living with Parents"
Posting Komentar