Hai!
Assalamualaikuuum pembaca jampasirunik! Semoga dalam keadaan sehat-sehat ya
semuanya. Sekarang saya mau review film ala jampasirunik lagi ya. Masih sama
kaya review film “Teen Bride”, film kali ini juga berasal dari negeri sakura.
Lagi suka
film-film Jepang, De? Hmm, iya dan ngga, sih. Hehehe. Iya, karena kebetulan
aja. Ngga, karena selera saya bisa berubah kalau nemu film lain yang lebih
enak.
Okeyy. Film
berjudul “One Week Friends” memang memiliki plot cerita yang sederhana. Walaupun
sederhana tetep ada adegan yang heart-wrenching kok. CIYEEE
Berkisah
tentang Yuki Hase seorang anak lelaki kelas 2 SMA yang menemukan kartu
perpustakaan yang ketinggalan. Sambil setengah bercanda, Yuki menciumi kartu
itu sambil mengatakan bahwa pemiliknya pastilah cantik.
Kento Yamazaki pemeran tokoh Yuki Hase |
Kebetulan si
pemilik kartu kembali ke perpustakaan dan melihat adegan itu. Kaori Fujimiya,
anak perempuan kelas 2 SMA, si pemilik kartu itu begitu marah melihat kelakuan
aneh Yuki.
Mereka pun bertemu kembali di kereta saat pulang sekolah. Yuki yang tertidur, buru-buru keluar dari kereta karena menyadari di sinilah stasiun tempatnya berhenti. Buku Yuki pun tertinggal di kursi.
Kaori yang menyadari langsung buru-buru melemparkan buku itu kepada Yuki sebelum pintu kereta menutup....
Dan pintu kereta pun menutup sambil mereka saling bertukar senyum pertama kalinya. Uwuuuu~
Pertemuan kedua setelah di Perpustakaan. Aaaaaakkk! |
Nih pemeran Kaori Fujimiya :
Haruna Kawaguchi memerankan Kaori Fujimiya |
Yuki pun ingin
berkenalan & menjadi teman Kaori. Tetapi Kaori tidak menyetujui permintaan sederhana
dari Yuki ini.
Premis inilah
yang menjadi inti permasalahan film ini. Yaitu Yuki yang ingin menjadi teman
dari Kaori tetapi ditolak oleh Kaori.
Penolakan pertemanan. HUKSS |
Ternyata oh
ternyata, Kaori Fujimiya memiliki penyakit sellective amnesia. Penyakit itu
menyebabkan Kaori melupakan seluruh orang yang dia temui setiap hari Senin.
Termasuk melupakan teman-teman sekolahnya.
Inilah yang
membuat Kaori menolak semua pertemanan di sekolah. Kaori tidak ingin melukai
teman-teman yang akan dia lupakan setiap hari Senin.
Yuki pun tidak
tinggal diam (khas tokoh lelaki utama ya ga siih. Unch!). Yuki menemukan ide
untuk bertukar diary alias buku harian.
Mari kita beli buku diary! YESSS!! |
Yuki akan
menuliskan setiap kegiatan yang terjadi pada hari Senin sampai Jum’at. Kemudian
diary ini akan dibawa Kaori sehingga pada hari Senin.
Kaori menolak
rencana dari Yuki ini. Yuki mengejar Kaori hingga ke atap sekolah tempat Kaori
biasa makan siang sendirian.
Saat sedang
mengejar Kaori, tempat makan Yuki terjatuh dan seluruh isinya berantakan. Kaori
pun luluh melihat hal ini.
Atap sekolah. Uwuuuu~ |
Kaori
memberikan seluruh bekalnya untuk dimakan Yuki tetapi meninggalkan Yuki
sendirian. Yuki tidak menyerah (hmm). Keesokan harinya Yuki memasukkan diary ke
dalam tas Kaori.
Pada hari
Senin, Kaori terlihat biasa saja. Kaori tidak menyapa Yuki. Yuki pun mengira
Kaori tidak membaca dan membalas diary-nya.
Saat duduk di
kelas, Yuki mendapatkan di laci mejanya sudah terdapat buku diary itu! Yuki
sangat gembira sekali.
Hatinya
berbunga-bunga ^^
Mulai dari saat
itulah dimulai petualangan Yuki dan Kaori. Mereka berteman melalui diary. Yuki
begitu sabar menuliskan kegiatan setiap hari Senin-Jum’at lalu memberikannya
kepada Kaori.
Yuki membawa
Kaori ke festival lentera di mana Kaori datang mengenakan yukata (baju khas
musim panas perempuan di Jepang)
Aaaak! So sweet bangeet Kaori & Yuki di festival lentera |
Sayangnya di
festival itu Kaori bertemu seseorang dari masa lalunya. Kaori pun pingsan
karena memorinya saling bertabrakan di kepalanya.
Orang tua Kaori
memintta Yuki menjauhi Kaori agar Kaori tidak perlu terluka karena proses
menyangkut mengingat teman-teman.
Tetapi Yuki
tidak menginginkan menyerah atas Kaori. Yuki masih ingin berteman dengan Kaori.
Kira-kira
sampai akhir premisnya tetap sama : Yuki ingin berteman dengan Kaori.
Sederhana ya?
Sederhana tapi
manis menurut saya sih. Heuuu. Film-film bergenre romantis biasanya menjadikan
hubungan cinta sebagai tujuan akhir pemeran utamanya.
Tapi di film
ini tujuan utamanya tetap pertemanan. Ya meskipun dari tatap matanya Yuki ke
Kaori, penonton juga bisa tahu sih…
Yuki mencintai
Kaori.
Itulah mengapa
pas nyaris ending film ini, ketika Kaori ingat cinta pertamanya (Hajime), Yuki
serta merta langsung mundur.
HAJIME. Cinta pertama yang diingat Kaori. HUKSS~ |
Yuki bahkan
mempersilahkan Hajime mendampingi Kaori..
Ini sih puncak
kesedihan dari film ini sih.. Hiks. Yuki membakar buku diary-nya. Penonton bisa
menyimpulkan juga sih.
Kesedihan hakiki. HIKS.. Itu di belakang persis kan si Kaori jalan sama cowo lain. HIKSSS |
Yuki ga murni
ingin berteman dengan Kaori. He fells for her. Absolutely....
Pas Perpisahan sekolah.. Yuki minta tanda tangan Kaori di buku tahunan dia. Kaori-nya lupa sama Yuki. ADUUH~ |
Tetapi ending
film ini lumayan manis sih, Kaori melihat karikatur yang dibuat oleh Yuki pada
buku perpustakaan yang dipinjamnya.
Kaori pun
menyadari bahwa dia pernah punya memori kebersamaan dengan Yuki. Kaori pun
berlari kesana kemari mencari Yuki.
Di atap sekolah
akhirnya Kaori menemukan Yuki. Mereka saling bertatapan dan berjabat tangan
mengawali pertemanan kembali mereka.
Udah. Gitu aja
selesainya. Hahaha..
Beberapa review
sih menyayangkan ending super ngilu ini. Yuki deserves better, gituh kata
mereka.
Mungkin
penonton maunya mereka jadi pasangan romantis atau minimal pelukan gitulah yah
di atap sekolah itu..
Pasangan Yuki & Kaori beserta buku diary mereka~Unchh |
Tapi saya sih
yang nontonnya merasa suka loh dengan ending super sederhana kaya begini. Ini
semacam open ending, ya ga siih?
Yuki dan Kaori
mengawali lagi pertemanan mereka, tidak menutup kemungkinan kan di masa depan
mereka akan menjadi sepasang kekasih.
EAAA~
Afterall,
menurut saya pribadi film ini sangat-sangat manis. Manis yang merasuk ke dalam
relung kalbu gitu deh. Apa coba deh Dey..Wkwkwk..
Iya ternyata
film yang sarat pesan buat penonton ga mesti tuh yang bertabur pelukan, ciuman
atau bahkan adegan ranjang. Beneran lho, film ini tuh kedekatan pemain utamanya cuma seadegan doang.
Ini diitung pelukan apa setengah pelukan, wkwkwk |
Itu pas di
perpustakaan Yuki sama Kaori kabur abis ngeberantakin persiapan festival kelas
mereka di lapangan.
Di sana Yuki mau
memeluk Kaori dari belakang. Tapi ga lama kemudian ada pustakawan yang masuk ke
perpus mau ambil sesuatu.
Udah deh.
Ekekekek. Somehow penonton beneran dibuat takjub sih sama kemurnian perasaan
Yuki terhadap Kaori
Udah macem
akhi-akhi aja nih si Yuki. Lah, emang ada Dey akhi-akhi meluk dari belakang? Ya
ngga ada sih. Wkwkwk..
Maksudnya Yuki
tulus mau mengawali hubungan dengan Kaori dalam bentuk pertemanan. Menurut saya
sih ini realistis dibanding film-film lain.
Kadang kan suka
ada yah film yang mengawali premis si pemain utama entah kenapa langsung kaya
tergila-gila gitu.
Ga ada angin ga
ada hujan, tiba-tiba si pemain utama ngebet banget pengen melamar si cewenya.
Yah, di film
“One Week Friends” ini ngga ada keabsurdan semacam itu yah, gaes…
Film ini
benar-benar manis tapi menyebabkan ada yang tertinggal gitulah di dalam hati.
Iya, semacam gitulah kesan saya sehabis menonton film ini.
Menurut saya
itulah kelebihan film ini.
Ibarat sebuah
minuman manis, film ini punya taraf manis yang gak giung (kelebihan manis). Bener-bener
manis yang sederhana tapi indah..
Ending film ini
memang kurang jelas dan agak ambigu sih. Kaori ini menganggap Yuki teman atau “teman”
alias teman spesial di hati. Itu ga jelas.
Itulah kelemahan
film ini.. Tapi overall film ini memberikan nuansa yang positif sih. Ngga ada
adegan skinship semisal ciuman dkk itu kelebihan banget menurut saya. Hehehe….
Yah, walaupun
hanya tatap mata tapi bisa menyampaikan kok perasaan. EAAA~
Pada akhirnya
sih saya mengambil hikmah dari film ini , mari belajar psikologi faal! Lah,
wkwk.
Ya abisan sih,
amnesia selektif kaya Kaori ini dibahas mendalam di mata kuliah faal. Bener-bener
ga nyesel deh masuk jurusan Psikologi. Azeghh. X))
Yowes bagi yang
belum nonton, silahkan searching aja yaa film Jepang ini. Bagus sih tetep
menurut saya.
Sederhana tapi
indah.
Kaya hidup ini.
CIYEEEEEH
;P ;P ;P
2 Tanggapan untuk "Review Film “One Week Friends”"
Kyaaa kyaaaa *numpang teriak :D
Kyaaa~ada nisa yang dirinya & blognya super duper manis! Mwah! :'>
Posting Komentar