serupa angin, ia datang dan pergi.
datang lalu pergi? itu lebih baik. Tapi datang dan lupa untuk pergi.
Inilah masalahnya. Masalah yang mengitari diri ini sampai jauh ke ujung khayalan.
Datang seperti dahulu dan menyeduh rinai air mata yang menguncup.
Membeku di pot-pot rumah angan. Atau segera hilang tersaput badai tangisan tantrum yang diam-diam pecah.
Lantas saya menjadi kelam kelabu serupa warna awan mendung.
Serupa ada dementor yang menghisap kebahagiaan.
Masalahnya adalah saya yang mengijinkannya untuk begitu.
Raja yang saya tanyai tak punya kuasa untuk membantu. Maka saya menyeberang benua hingga pilu makin rindu atau rindu makin kelu?
Kelak sungai yang bernyanyi punya jawabannya. Saat saya mengutuki diri sendiri. Mengutuki latar belakang keluarga saya.
Dan berharap kutukan itu benar, tapi rupanya saya tak selalu benar. Sebab saya mengutuk sejak dahulu dan bibir saya kebas.
Lalu pelipur itu tak kunjung dikirim.
Pelipur buat luka atas tanya menggantung yang mencekik diri saya kuat-kuat.
Why you so easy to falling in love with somebody,,dey???
Dan saya menggigit jiwa saya kuat-kuat…….Berharap darah dari luka tak banyak keluar.
Tuhan, saya jadi ingin mendoakan diri saya seperti yang pernah saya baca: “jadikan saya perempuan cukup cinta. jangan berlebihan. sebab cinta cuma akan membuat sedih”
(dan ternyata saya masih tetap saya..haha,.)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Belum ada tanggapan untuk "saya masih tetap saya ternyata.."
Posting Komentar