Memelukmu Adalah Sebuah Kebahagiaan Tak Terlukiskan Bagiku



"Aku selalu menitipkanmu pada Allah.. Sombong kalau aku bisa menanggung hidupmu, dea. Oleh karena itu aku selalu menitipkanmu pada Allah.."(di suatu pagi, dikatakan oleh suamiku)


Hmm. Aku selalu tak kehabisan kata menulis tentangmu. Pun begitu saat menerima undangan pernikahan seorang kawan baru-baru ini,, tiba-tiba saja ingatanku melayang tentang hari pernikahan kita. Kata beberapa orang aku tak lepas memelukmu sejak akad. Hmm.

Tak perlu ditanya. Itu bahagia membuncah, setengah agamaku benar adalah kamu. Dan seluruh usiaku akan kuhabiskan benar bersama kamu.

Pada jenak kehidupan rumah tangga kita yang baru memasuki usia ke-7 bulan, derai bahagia-ku selalu bersemi karenamu. 

Kamulah inspirasiku untuk mempertajam lagi tauhidku atau menelaah kembali sirah Rasulullah dan para sahabatnya. Dan ketika kamu berkata "Kalau sudah masuk surga aku mau bertanya kepada Muawiyah dan Ali, mengapa alasan mereka sebenar-benarnya berperang", aku tersenyum haru oleh bahagia mendesak-desak tentang visi jannah di kepalamu.

Semoga pernikahan kita meng-abadi hingga jannah-Nya wahai suami. Dan kalaupun kelak di jannah ada banyaak bidadari-bidadari, kamu tetap menomorsatukan aku. Dan seperti judul di atas,, sungguh... memelukmu adalah sebuah kebahagiaan tak terlukiskan bagiku!

Salam. 
Istri yang mencemburui bidadari-bidadari itu kelak
Dea Adhicita

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Memelukmu Adalah Sebuah Kebahagiaan Tak Terlukiskan Bagiku"

Comment