The Purest Hapiness




Okeh, kita awali tulisan kali ini dengan sebuah instruksi :


List 10 things that make you really really happy!!


Saya bikin list ini super spontan yaaa. Hihihihihi... Yuk! Let’s take a look~~


1. Jalan berdua doang sama suami
2. Makan mi aceh yang super pedes pas anak-anak dua-duanya udah tidur, wkwkwkwk
3. Ditawarin Go-Food siang-siang sama suami, hahahaha
4. Anak-anak sehat dan pada mau mandi
5. Ksatria ga main keluar rumah terlalu sering
6. Ketemuan sama sahabat SMA
7. Hujan super deras dan semua keluarga lagi di rumah
8. Dapet tulisan atau surat dari orang lain 
9. Dikadoin novel di hari ulang tahun
10. Binaan pada rame dan rajin dan semangat dateng liqonya

Yap! Itu 10 hal super spontan yang terlintas di benak saya. 

Hihihihi.


Sepuluh-sepuluhnya bikin saya super bahagia kalau terlaksana.


Dan sepuluh-sepuluhnya udah pernah terlaksana sih


Jadi selalu alhamdulilah saya ucapkan~~ ;)


Btw, apa sih sebenernya kebahagiaan itu?


Kalau menurut teori-teori sih kebahagiaan itu didefinisikan sebagai kondisi psikologis yang positif, yang ditandai oleh tingginya kepuasan terhadap masa lalu, tingginya tingkat emosi positif dan rendahnya tingkat emosi negatif.


JIYEEE DEYAA. WKWKWK


Sekalian baca-baca teori lagi, cuy. 


Biar otak ga dijadiin sarang laba-laba saking ga pernah dipakenya. Hahahaha.


Sebenernya kebahagiaan itu ada yang karena lingkungan dan ada yang karena faktor pengendalian diri seseorang..


Kalau menurut Seligman yang udah meneliti tentang kebahagiaan, ada 8 faktor lingkungan yang bisa bikin seseorang jadi bahagia..


Delapan faktor… DELAPAN… 

DELAPAN… Iya, Dey, Delapan NOMOR URUT PKS kan? HAHAHAHAHAHA >,<


1. Uang
2. Pernikahan
3. Kehidupan Sosial (Tingkat Sosialisasi)
4. Emosi Positif 
5. Usia
6. Agama
7. Kesehatan
8. Pendidikan, Iklim, Ras, dan Jender


Nah, kalau faktor yang berada di bawah pengendalian diri seseorang untuk berbahagia itu ada 3, yaitu :


1. Kepuasan terhadap masa lalu

2. Optimisme terhadap masa depan

3. Kebahagiaan pada masa sekarang


Hmmmm…….


Sesungguhnya 3 faktor di atas sangat Islami sekali lho….


Kepuasan terhadap masa lalu itu bahasa lainnya adalah gratitude alias bersyukur…


Dalam Islam pemaknaan syukur ini luas dan dalam sekali….


Termasuk syukur terhadap masa lalu, semua kejadian yang pernah terjadi…


Mau itu masa lalu yang membanggakan maupun menyakitkan harus disyukuri….


Kenapa coba???


Karena Allah ga pernah dzholim terhadap hamba-Nya….


Karena Allah memberikan hidup sebagai ujian untuk melihat amal siapa yang terbaik…


Karena Allah ga pernah memberikan kejadian secara kebetulan melainkan pasti ada maksud dibaliknya untuk kebaikan hamba-Nya…


HUHUHUHUHU… :'((((


Saya suka sedih sendiri jadinya niiiih


Kalau saya dulu (apa sampai sekarang?) suka sulit melupakan masa lalu….


Padahal alih-alih dilupakan, Islam justru mengajarkan kita untuk menerima masa lalu… 

Memeluknya erat-erat lengkap dengan segala rasanya…


Lengkap dengan segala pengajaran yang Allah selipkan bersamanya…


Ah, rupanya memang kunci berbahagia itu ridho menerima masa lalu ya?


Itu salah satunya…


Terus yang faktor yang bisa dikendalikan seseorang untuk berbahagia yang kedua adalah optimisme terhadap masa depan… 


Kalau di teorinya disebutkan :


“Emosi positif mengenai masa depan mencakup keyakinan, kepercayaan, kepastian, harapan dan optimisme”


Somehow itu semua mengingatkan saya lagi-lagi dengan ajaran Islam lho.. 

Betapa dalam Islam semua hal di atas diajarkan kepada semua pemeluknya.


Rasulullah itu punya sahabat-sahabat yang masalalu-nya kelam-kelam lho…


Umar Bin Khattab itu pernah mengubur anak perempuannya hidup-hidup…


Kholid Bin Walid itu pas perang Badar masih jadi kafir dan berada di pihak lawannya Rasulullah…


Sakit, pasti sakit sekali hati mereka kalau mau menuruti hawa nafsu untuk terus menerus negatif melihat masa lalu seperti itu :’((


Tapi Rasulullah bersabda seperti ini:

“Siapa yang terbaik di masa kelamnya, kelak dia akan jadi terbaik di masa Islam-nya”


Whoaaa!!!!


Sabda Rasulullah ini jadi alasan banget buat para sahabat Rasulullah jadi pada semangat mengukir prestasi di masa keislaman mereka...


Dan harusnya jadi penyemangat juga sih buat kita-kita juga sebagai umat Islam untuk punya optimisme memandang masa depan kita sendiri…


Seburuk apapun masa lalu kita, bagi seorang yang beriman kepada Allah dan Rasulullah selalu ada harapan dan optimisme…


:’)


Duh, jadi terharu sendiri nulis ginian. 


Soalnya saya jadi inget kisahnya ustadz Salim A.Fillah yang habis ngisi sebuah kajian disamperin seorang akhwat yang hamil…


Dia cerita bahwa kehamilannya adalah kehamilan di luar pernikahan.. Dia minta motivasi untuk kuat menghadapi semua cercaan dan makian yang mengarah kepadanya…


Terus tau ga siiih apa kata Ustadz Salim A Fillah???


“Ibu jangan bersedih, buat seorang yang beriman, selalu ada harapan di masa depannya… Ibu bisa sangat bisa mendoakan anak dalam kandungan Ibu ini untuk menjadi penghafal Al-Qur’an, untuk jadi sebaik-baik manusia di hadapan Allah yaitu manusia yang bertaqwa.. Jangan bersedih, Ibu… Masa depan sorang mukmin selalu penuh dengan harapan”



AAAAAKKKKH!!!! USTADZ SALIM A FILLAH KEREN ABISSS!!


HUHUHUHUHU.


Jadi gitu kira-kira teman-teman semuanya….


Iya, emang iya, uang, pernikahan, bahkan iklim punya faktor dalam kebahagiaan kita, tapi itu semua kadang-kadnag adalah hal yang terberi dan ga bisa kita mudah dengan sekejap mata….


Adapun faktor yang di dalam diri kitalah yang bisa kita upayakan supaya bikin diri ini bahagia...


Bisa kok diupayakan sekuat-kuatnya buat selalu menerima masa lalu dan berharap sama Allah tentang masa depan


:’)


Ah, nyessss. Jadi malu sendiri liat list 10 hal yang bikin saya bahagia di atas, hihihi. Rata-rata dari faktor lingkungan semua ya??


Okedeh, ternyata faktor kebahagiaan buat orang beriman itu letaknya di dalam hati….


Letaknya ada pada keridhoan menerima masa lalu dan berharap kepada Allah tentang masa depan


:) :) :)


Selamat hari Senin, teman-teman…


Selamat berbahagia sejak di dalam hati sendiri!

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "The Purest Hapiness"

Comment