Saat Gajian Masih Jauh


Jadi ceritanya seorang sahabat saya bercerita tentang perasaannya akhir-akhir ini. 


Suaminya gajian setiap akhir bulan, nah jadi tanggal segini ini (tanggal 10) bagi dia udah tergolong akhir bulan.


Dan akhir bulan bagi dia berarti benar-benar tidak ada uang, tidak ada makanan dan bergantung pada pekerjaan sampingan si suami…


Terus apa yang bisa dia lakukan sebagai seorang istri?


Pertama, dia mengatakan sesuatu yang menurut saya esensial tetapi sangat hakiki sekali. Bersabar.


Ya, menurut dia ketika dia menikahi suaminya berarti dia siap bersabar dengan semua kondisi suaminya.


Dia selalu menyemangati dirinya dengan kisah Asiyah. Iya, saya tau banget kisah ini.


Betapa kesabaran Asiyah itu mendapat imbalan setimpal yaitu Asiyah menjadi penghulu perempuan syurga..


Sebuah hadiah mahaindah atas kesabarannya menapaki hari-hari sebagai istri seorang paling ingkar dan kufur sepanjang sejarah.


Hiks


:’((


Sahabat saya selalu bilang bahwa kondisi finansial seperti ini ga ada apa-apanya dibandingkan kondisinya Asiyah.


Asiyah itu setia di sisi Fir’aun suaminya. Setia menjalankan kewajiban-kewajiban seorang istri.


Termasuk kewajiban memberikan nasihat kepada suaminya untuk menyembah Allah.


Dan Fir’aun langsung seketika murka dan meminta saat itu juga Asiyah untuk dieksekusi.


HUHUHUHU….


:’((


Ga ada seujung kukunya kata sahabat saya mah apa yang terjadi dengan dia dengan kisahnya Asiyah.


Kedua, hal yang bisa dipelajari dari sahabat saya, dia selalu bilang bahwa doa istri terhadap suaminya bagaikan doa seorang ibu pada anaknya.


Tanpa hijab dan sangat berpeluang dikabulkan oleh Allah.


Sahabat saya pun langsung sholat dhuha 8 rokaat saat di rumah mereka ga ada makanan satu pun..


Hiks. 


Hiks.


Saya bisa merasakan kepedihan dia, saya bisa merasakan getaran kegalauan dia. Betapa mendirikan sholat di tengah kebahagiaan atau suasana biasa-biasa aja itu memang gampang.


Tetapi mendirikan sholat di saat kesulitan seperti kesulitan finansial adalah hal yang lain.
Adalah hal yang sangat menantang…


Saya jadi teringat kisah yang pernah saya dengar di Gunungkidul.. Sebuah daerah yang sering dilanda kekeringan..


Sehingga para warganya pun di sana konon sebagian besar berada di garis kemiskinan.


Dan para misionaris nasrani pun memasuki dengan bekal sekardus mi instan kepada mereka.


Apa yang terjadi?


Para warga pun berpindah agama :’(((


Iya itu memang kasus ekstrim dan semoga udah ngga terjadi lagi.. Tapi memang begitulah yang dibahas oleh hadist Rasulullah..


“Kefakiran itu dekat dengan kekufuran”


Apa yang bisa kita lakukan? Jika kita yang diuji oleh kefakiran, bersabarlah…


Iya, iya, sangat klise, sabar-sabar, ga pernah tau kan rasanya anak-anak menangis dan kita ga punya stok makanan


:’((


Jadi inget ga siih kisah di jaman Umar Bin Khattab yang ibunya merebus batu biar anak-anaknya merasa bahwa ibunya lagi memasak padahal mah nggak.


Hiks.


Itu biar anak-anaknya merasa ibunya masak aja… Dan lama kelamaan anak-anaknya pun tertidur kelelahan menangis dan kelaparan.


Ya Allahu Robbi….


Ya Allah….


Kita tuh dzholim banget ya kadang-kadang (atau sering?)


Kita ga tau apakah jangan-jangan ada sahabat, teman, atau tetangga kita yang lagi dalam kondisi kesulitan seperti itu…


Kesulitan yang beneran ga ada uang selembarpun di dompet… Ga ada makanan apapun di rumah….


Dan mereka terlalu menjaga izzah (harga diri) untuk ga menghubungi meminta bantuan apalagi meminjam uang…


:’((


Ya Allah….


Ya Allah…..


Semoga saat kita diberi ujian ketiadaan uang kita bisa sabar, sabar sesabar-sabarnya. Sabar sejauh yang kita bisa…


Sabar dengan menegakkan sunnah-sunnah pengundang rizki dari Allah…


Dan semoga ketika kita diberi ujian keberlimpahan uang kita bisa sabar, sabar sehormat-hormatnya, menggunakan uang untuk akhirat….


Sabar dengan mengelola uang untuk dakwah, untuk ummat, untuk kebaikan-kebaikan hingga terbitlah keridhoan Allah…


Ah,


Saya pun tiba-tiba jadi teringat sebuah sabda Rasulullah bahwa orang-orang yang fakir atau miskin lalu dia bersabar akan masuk syurga 500 tahun lebih awal….


Sementara orang-orang yang kaya dan dia juga bersabar dengan kekayaannya maka dia baru masuk syurga setelah orang-orang fakir miskin tersebut (setelah 500 tahun) tetapi dengan derajat lebih tinggi dibanding mereka..


Betapa dalam Islam, dua-duanya sama-sama ujian…


Punya uang berlebihan atau ga punya uang sama sekali merupakan sama-sama ujian…


Semoga kita semua termasuk orang yang lulus dalam ujian harta yah!


Amiiin!

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Saat Gajian Masih Jauh"

Comment