Hidayah Yang Direbut (Final Edition)


Ini tentang hidayah, yang menyebabkan seorang, yang dekat, di hati dan doa-doa saya, jadi pakai jilbab.. Ini tentang tulisan ini (Baca:Hidayah Yang Direbut) yang atas izin Allah menjadi menemukan jawabnya..

Ini tentang kamu, dek. Seseorang yang sejak dari awal pertemuan pertama kita telah Allah buatkan aku penasaran untuk mengenalmu.. Juga penasaran sebab kamu belum berjilbab tapi paling bersemangat belajar Islam

Ini tentang kamu, ukhti, begitu kamu suka geli sendiri kalau dipanggil dengan ukhti. Katamu kamu bukan akhwat jadi ngga pantas dipanggil ukhti. Kataku kamu akhwat, ukhti, kesayangan, yang memanggilku bersemangat seminggu sekali mendatangi kalian..

Ini tentang kamu, si koleris sekaligus kritis, begitu kamu sangat suka mempertanyakan instruksi menutup aurat dan tata cara interaksi dalam Islam.. Kata orang-orang pemikiranmu berbahaya, kataku kamulah yang paling bersemangat ikut mentoring hingga semua sepakat menjadikanmu ketua

Ini tentang kamu, yang memasang foto berjilbab, dan membuatku hening. Jiwaku senyap. Sunyi. Lalu terdengar suara hati untuk bersyukur. AllahuAKBAR!! KAMU PAKAI JILBAB!!

Dan perbincangan kita di Whatsapp menjadikanmu di mataku semakin spesial…

“Aku udah mentok, ka. Hehehehe… Ini hasil kontemplasi aku dari masuk kuliah... Semua yang aku gugat dan kritisi selama ini tuh BUDAYA. 

Islam itu sempurna. Tapi budaya itu buatan manusia, ngga sempurna. 

Aku mengkritis “ketidakadilan” dalam Islam karena hanya perempuan yang disuruh menutup aurat sementara laki2 seenaknya bebas bisa ngga menutup aurat. 

Padahal dalam Islam, laki-laki itu diwajibkan menjaga pandangan.. 

Aku juga inget pesen Ka Dea untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Jadi aku pasang target kapan aku pakai jilbab. Aku siapin baju-baju panjang. Aku puas2in foto ngga berjilbab (hehehe) terus aku juga ditempatin magang di lingkungan yang Islami bgt. Semuanya kaya perfect banget, Ka. 


Alhamdulillah Alhamdulillah ..Help Ka Dea aku jadi baper hahaha”

Dan saya hanya bisa mengetik emoticon tersenyum.. Ah, dirimu. Luar biasa. Iya, dirimu luar biasa..udah gitu aja (terharu level susah berkata-kata lagi.terharu level kalau ketemu dia akan peluk dia erat bangeeeet)

 :’)


-saya sudah meminta izin dia untuk ditulis ulang di blog, alhamdulillah diizinkan-



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Hidayah Yang Direbut (Final Edition)"

Comment