Saya masih belum yakin apa saya sepenuhnya sembuh betul dari
Ghost in The Nursery. Tapi hidup saya memang berubah lebih baik sedikit demi
sedikit.
Pelan-pelan saya mulai bisa mencintai jobdesk saya sebagai
Ibu. Pelan-pelan saya mulai bisa menyukai rutinitas harian saya bersama anak
saya.
Pelan-pelan anak saya sudah banyak perbedaharaan
kata-katanya. Pelan-pelan anak saya sering memeluk saya.
Diam-diam saya suka saat dipeluk anak saya. Rasanya seperti
dicintai oleh seluruh manusia. Ya, sebahagia itu rasanya.
Pelan-pelan Allah mengabulkan doa-doa suami dan ibu saya
agar saya lebih sabar. Tidak, saya tidak atau belum menjadi sangat sabar, tapi
saya menjadi lebih bisa menerima saat saya marah. Ya, saya menerima bahwa itu
perasaan yang ada, saya harus menerimanya, agar saya bisa mengontrolnya.
Diam-diam anak saya memiliki waktu-waktu membuat hati saya
meleleh. Seperti saat saya sedang menangis karena suatu hal dan dia akan
berkata dengan suara imutnya “Ibu napa” artinya Ibu kenapa.
Rasanya seperti
diperhatikan oleh seluruh manusia. Ya, sebahagia itu..
Diam-diam saya mulai melihat Allah selalu menyiapkan apa
yang saya butuhkan. Misalnya seorang teman yang main ke rumah sehingga saya
merasa senang ditemani. Termasuk ditemani mendengar tantrum anak saya di siang
hari.
Ya, saya percaya Allah mengawasi saya. Memperhatikan saya.
Dan diam-diam Allah memberi saya solusi dengan hal-hal yang membantu saya pulih
dari masa-masa gelap Ghost in The Nursery.
No body said it was easy,, Dey. Tapi sejauh ini Allah selalu
memberimu apa yang kamu minta, jadi percayalah Allah, Dey. Tugasmu hanya taat
:’’’)
Belum ada tanggapan untuk "Pelan-pelan dan Diam-diam"
Posting Komentar