Senza Arsendy dan Rote


Hai! I’m back! Ada yang sudah kangen saya kah? *cailah* Yang kangen dapet hadiah berupa naik haji dengan uang sendiri. Horee garing bener lo Dey ;D

Saya mau cerita tentang seorang laki-laki namanya Senza Arsendy.. Bukan, bukan gebetan, mantan, apalagi CLBK saya kok,huahaha (apose sih kakaaaa). Senza ini adik kelas saya di Psikologi UI. Dia angkatan 2009. Nggak pernah begitu deket, cuma kenal sekilas-sekilas aja gitu. Semacam hubungan profesional karena dia anak BEM dan saya anak MPM (cailah).

Udah lama ga liat Senza, tadi saya stalking fb-nya (nahloh ketauan). Wah, Senza sekarang lagi jadi pengajar muda Indonesia Mengajar di Pulau Rote tepatnya Rote Selatan. Foto-fotonya membuat saya jadi terkenang masa-masa K2N (Kuliah Kerja Nyata) di sana.

Jadi cuma gara2 itu doang, Dey? Iya kakaaa. Hiihihihi. Maklum, saya anaknya gampang terbawa kenangan. Tiap ada sedikit pemantik, pasti terhanyut deh oleh kenangan (huuu ;p). Pas liat foto-fotonya Senza di Rote, jadi membuat saya teringat sama kenangan-kenangan manis itu.

Kenangan satu bulan di sana yang membuat saya jadi bersyukur diterima panitia K2N UI. Tesnya ada banyak sis, jangan salah, hahaha. Sempet ketar-ketir bakalan keterima apa nggak, Alhamdulillah dapet rizki keterima K2N.

Liat foto-foto Senza di pantai Rote Selatan, mengingatkan saya pada pantai tempat saya bermain, basah-basahan ngga jelas, foto-foto ngga jelas, semua kegiatan yang saya lakukan di pantai Batuta, Rote Barat Daya.

Pernah suatu hari Minggu, saya dan temen-temen pergi ke pantai cuma mau duduk doang. Iya, kita bersepuluh duduk menikmati pantai sepi di pagi hari. Kurang kerjaan ya sob? Wakakaka. Itu namanya menikmati keheningan hidup.

Rasanya indaah banget. Semua dari kita menatap pantai sambil duduk. Ada yang duduk ngemper (apa sih ini padanan katanya) gitu aja di pasir, ada ayng duduk di batang kelapa yang berserakan, ada yang duduk bersandar di pohon kelapa, semua diam menatap debur ombak.. Diam, dan tanpa suara, hening, merasakan pantai sepi pagi hari di Rote Barat Daya……

….dan tiap kali mengenang itu, pasti saya serasa bisa merasakan lagi pasir pantainya, debur ombaknya, kibasan anginnya, sampai sandal jepit yang saya pakai ke pantai

Kenangan itu kadang menyakitkan sis, wakaka. Menyakitkan karena kita tidak bisa kembali, betul. 

Tapi juga menjadi sebuah perayaan bahwa kita pernah melewati itu semua.

Bahwa selama satu bulan di tahun 2010 saya pernah menghabiskan hidup di pulau Rote

Bahwa aroma pantainya, pasirnya, pohon kelapanya, ombak bergulungnya, dan sandal jepit yang saya pakai ke pantai, masih saya ingat

Bahwa orang-orang itu, sepuluh teman K2N saya itu, tau segala keburukan saya. Sebab dalam satu bulan semua rahasiamu akan terbuka dan terbongkar (hufft)

Sebab semua hari saat di Rote adalah harinya mencuci baju.. Oh betul, saya masih ingat momen menimba air dari sumur untuk mencuci baju. Dan tingkah teman laki-laki yang sering menitipkan baju untuk dicuci (jitakin satu-satu)

Semua kenangan itu menimpa kepala saya satu demi satu….

Wajah mereka penduduk Rote Barat Daya yang dengan tulus menyambut kami dan dengan liinangan air mata melepas kami setelah satu bulan bersama. Benar-benar sebuah perpisahan yang tidak mudah. 

Bahkan salah seorang ibu memberikan kalung rosarionya sebagai kenang-kenangan kepada salah seorang teman saya.. Saya mengingatnya dengan sepenuh keharuan yang teramat nyata…


Jadi Senza Arsendy adalah pintu saya, pintu untuk kembali ke Rote Barat Daya meski hanya lewat kenangan,,Meski hanya sepintas-sepintas, tapi setiap kenangan selalu bernilai untuk disyukuri :’)



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Senza Arsendy dan Rote"

Comment