#14 Surat Untuk Ibu



Mah, pagi ini aku bangun dengan bahagia. Aku bahagia karena mamah masih ada di sisiku.
Mamah adalah detik kebahagiaan yang selalu ada.
Mamah adalah ujung dan mula hidupku.
Sandaran saat aduh menjalari hati.
Dan pertama saat asa membuncah bahagia.

Mah, pagi ini aku bangun dengan bahagia, aku mensyukuri mendapatkan seorang mamah yang bersemangat menyuruh anak-anaknya untuk selalu beribadah..
Saat malam menjelang, mamah akan mengingatkan untuk bangun di sepertiga malam.. Saat rizki menipis, mamah memperlama sujud-sujud panjang di sepertiga malam..
Mamah mengajariku untuk mempercayai Allah untuk segala urusan.
Dulu, bahkan, mamah mengajariku untuk meminta handphone baru dengan berdoa pada Allah..
Mamah meyakini doa seyakin pejuang pada apa yang diperjuangkannya.
Mamah mencintai impianku walau itu berarti setahun di pelosok.
Saat Ramadhan menjelang, mamah akan memberi peringatan keras untuk menjauhi televisi.. Kata beliau, selalu persembahkan untuk Ramadhan yang terbaik. Mamah pernah ber-Ramadhan di luar kota untuk dinas, dan mamah selalu tidak pernah mengeluh..

Mamah adalah pelita. Yang pijarnya meluberi ruang hati. Memberi nafas kehidupan sekaligus kepercayaan terpenting..

Mamah adalah kuat yang menjadi-jadi dan keinginan meyakini Allah senantiasa..

Ia adalah nenek yang mendoakan cucunya dengan teramat mendalam.
Mamah adalah kata berujung tulus dan bahagia.. Aku bangga punya mamah seperti mamah. I love you, love.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "#14 Surat Untuk Ibu"

Comment