#2 Surat Untuk Si Apatis


Untuk dia si apatis

Saya buat tulisan ini untuk si apatis yang betul-betul apatis... Pemikirannya selalu membuat saya sakit kepala. Sungguh. Tindak-tanduknya pun memusingkan. Tapi ia dewa-nya logis. Luar biasa. Dengan kelogisannya, ia menjauh saat ingin merokok dgn alasan agar racun asap rokok hanya untuknya bukan untuk saya...
Si apatis ini sering jadi kocak dengan ke-apatis-an yang dia miliki.
Tapi juga sering serius dengan ke-apatis-an nya itu...

Ah, apatis..
Saya menyukainya, jujur.
Dia seperti sosok kakak laki-laki yang bersikap negatif agar saya menjadi kuat..

Dia aneh.
Walau berinteraksi dengan saya yang heboh cerah ceria ini, dia tetap tidak bergeming.. Apatis memeluknya erat dari segala penjuru mata angin..

Saya selalu ingat masa-masa dia terpuruk.. Oh itu mengerikan. Rasanya ingin segera menariknya dari pusaran luka itu.. Tapi seperti dapat diduga, dia berdiri sendiri,, dari tengah pusaran luka, lalu kembali melemparkan senyuman khasnya yang konyol itu..

Ini tentang Rizki Abinul Hakim..

Pengalaman membuktikan kami selalu mendukung dalam impian masing-masing.. Ini yang aneh.. Saya dengan Indonesia Mengajarnya dan dia dengan pendidikan S2-nya..

Rizki yang benar-benar aneh dan sering mencela saya.. Tapi dia-lah sosok kakak laki-laki yang selama ini belum pernah ada..


:) Thank you for everything,brot!!

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "#2 Surat Untuk Si Apatis"

Comment