Ayahku.
Ia bukan orang spesial dulu. Cukup kami yang tau bagaimana
ia dulu.
Ayahku bukan orang yang dekat kini dan dulu. Ia semacam
lingkaran tengah dalam kehidupan.
Tapi aku selalu tau ia membanggakanku di hadapan
saudara-saudaranya.
Ia membawaku ke sepupu-sepupunya. Ia memperkenalkanku pada
pamannya yang telah renta usia. Ia bercerita tentang aku, UI, dan mimpi-mimpi
besarku.
Ayahku tak se-spesial ayah lain. Ia lingkaran tengah dalam
kehidupanku.
Sosoknya juga jarang berjumpa dengan ku.
Tapi aku tau, ia menghargai pendapatku. Setiap bertemu, kami
selalu bertukar cerita.
Ayahku bukan ayah yang baik.
Tapi ia tetap ayah.
Kini kudoakan ia dalam sujud-sujud, agar ia menutup mata
dalam jalan yang lurus..
Selamat karena telah mendapat aku sebagai anak, Ayah!
I love you
Belum ada tanggapan untuk "#15 Surat Untuk Ayah"
Posting Komentar